Archive | June, 2012

Kepemimpinan dalam Manajemen Mutu Pendidikan

5 Jun

Aspek penting yang mempengaruhi mutu pendidikan adalah kepemimpinan dan manajemen mutu. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa melalui manajemen mutu dan kepemimpinan yang efektif, maka kondisi sekolah dapat tertata dan terselenggara dengan baik. Saat ini, banyak lembaga pendidikan yang memiliki penjaminan mutu yang akuntable, otonom, dan transparan guna memberikan pelayanan dan meningkatkan aktivitas pembelajaran yang terukur.

Salah seorang pakar manajemen pendidikan terkemuka di Amerika Serikat merekomendasikan bahwa efektifitas dan kemajuan sekolah di negara modern dikarenakan pembangunan yang dimulai dari sisi kepemimpinan dan penataan kembali manajemennya. Dua hal tersebut yang menjadikan pendidikan menjadi luar biasa dan maju.

Pendidikan merupakan lembaga yang bergerak dalam bidang industri mulia yang mengemban misi ganda, yakni setengah profit dan sosial. Profit karena tanpa modal dan dukungan finansial yang cukup, pendidikan juga tidak dapat berlangsung secara baik. Namun bukan untuk mengambil keuntungan yang besar.

Penjaminan mutu sangat dibutuhkan oleh lembaga pendidikan sebagai tolak ukur untuk menilai keberhasilan atau kegagalan. Tanpa adanya penjaminan mutu, lembaga pendidikan akan sulit melihat tingkat ketercapaian kualitas aatau daya saing yang dimilikinya. Jika lembaga pendidikan tidak didukung oleh pemimpin yang berkualitas dan paham tentang seluk beluk manajemen, maka kepemimpinannya akan rawan bahkan mengkhawatirkan memunculkan sistem manajemen yang kurang efektif. Dan ini akan berakibat lembaga pendidikan yang akan mengalami stagnasi dan status quo.

Manajemen Mutu Sekolah Lampung Zaman ‘Doeloe’!

3 Jun

Manajemen Mutu Sekolah Lampung Zaman ‘Doeloe’!

Menurut H. Bambang Eka Wijaya, di Provinsi Lampung sebelum zaman merdeka ada sekolah dengan manajemen mutu yang baik. Lulusan SMP yang akan meneruskan ke sekolah jenjang setara SMA di Jawa harus selalu mengikuti tes untuk bisa langsung duduk di kelas 2. Sekolah madrasah Muhammadiyah di Talangparis, dekat Bukitkemuning yang didirikan oleh Dr. Rais Latief, alumnus Kairo (7 tahun) dan Mekkah (4 tahun), dengan didukung guru-guru lulusan dari Kairo, Mekkah, dan Perguruan Thawalib Padang Panjang.

Pada tahun 1920-1930an, Perguruan Muhammadiyah Talangparis merupakan satu-satunya sekolah tingkat SMP yang ada di Lampung, selebihnya semua adalah tingkat sekolah rakyat. Tanpa kecuali di daerah tempat kantor pemerintah kolonial di Telukbetung dan Menggala, yang ada hanya sekolah setingkat SD yang berorientasi Belanda khusus bagi anak-anak ambtenar dan keluarga bangsawan.

Dari keadaan tersebut kita dapat menarik hasil dari manajemen mutu pendidikan pada zaman duue, sebagai perbandingannya ketika kelulusan Ujian Nasional SMA sederajat di Provinsi Lampung sekarang ini adalah 96% dengan passing grade di bawah 6, artinya mutu sekarang belum sebaik mutu pada zaman dulu yang matrikulasinya melocat, lebih tinggi satu kelas.

Continue reading

Contoh Sekolah Mutu

3 Jun

Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Region 3

Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Region 3 berlokasi di Lincoln Maine. Sekolah memberikan pelatihan kejuruan dan teknik di 5 sekolah di wilayah tersebut.  Sekolah tersebut memulai perjalanan mutunya pada tahun 1992.  Komunitas yang dilayani sekolah menengah itu adalah komunitas yang kehidupannya bergantung pada pabrik kertas yang ada di daerah tersebut. Pabrik kertas tersebut sudah menerapkan mutu untuk mempertahankan daya saing perusahaan dalam pasar global yang amat kompetitif.

Direktur sekolah tersebut memandang mutu sebagai sarana untuk membina hubungan yang lebih erat dengan komunitas bisnis. Mutu memang memungkinkan sekolah untuk membina hubungan  yang lebih erat dengan kustomer utamanya yakni siswa. Program yang ditawarkan sekolah tersebut sama dengan program yang ditawarkan di sekolah menengah kejuruan yang ada di negara bagian tersebut. Namun, yang membedakan sekolah ini dengan sekolah lainnya di Maine adlah dedikasi stafnya pada mutu.

LeBlanc benar-benar pemimpin mutu. dia secara aktif menyingkirkan rintangan yang menghalangi staf dan siswanya untuk mecapai keberhasilan. LeBlanc secara konstan mencari program-program baru yang dapat diterapkan untuk mencapaikepuasan kustomer setinggi-tingginya. Sealam 2 tahun yang lalu, kantor administratif mampu mengurangi biaya operasional sekolah sampai sekitar 10% dengan mengadopsi sistem yang mengurangi biaya.

Continue reading

Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan

3 Jun

Mutu pendidikan di negara Indonesia saat ini masih dikatakan rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil survei monitoring global yang dikeluarkan lembaga PBB, UNESCO pada tahun 2005 posisi Indonesia berada pada peringkat 10 dari 14 negara berkembang di Asia Pasifik. Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia ini dikarenakan penyelenggaraan pendidikan yang masih bersifat sentralistik, dan karena kurangnya peran serta masyarakat dan orang tua siswwa dalam penyelenggaraan pendidikan.

Akibat rendahnya mutu pendidikan di Indonedia tersebut maka arah kebijakan pendidikan nasional saat ini difokuskan pada otonomi, akuntabilitas, akreditasi, dan evaluasi. Otonomi, dalam pendidikan belum sepenuhnya mendapatkan kesepakatan pengertian dan implementasinya. Tetapi dapat dimengerti sebagai bentuk pendelegasian kewenangan seperti dalam penerimaan dan pengelolaan peserta didik dan staf pengajar/ staf non akademik, pengembangan kurikulum dan materi ajar, serta penentuan standar akademik. Akuntabilitas diartikan sebagai kemampuan untuk menghasilkan output dan outcome yang memuaskan pelanggan. Akuntabilitas menuntut kesepadanan antara tujuan lembaga pendidikan tersebut dengan kenyataan dalam hal norma, etika dan nilai (values) termasuk semua program dan kegiatan yang dilaksanakannya.

Akreditasi merupakan suatu pengendalian dari luar melalui proses evaluasi tentang pengembangan mutu lembaga pendidikan tersebut. Hasil akreditasi tersebut perlu diketahui oleh masyarakat yang menunjukkan posisi lembaga pendidikan yang bersangkutan dalam menghasilkan produk atau jasa yang bermutu. Evaluasi adalah suatu upaya sistematis untuk mengumpulkan dan memproses informasi yang menghasilkan kesimpulan tentang nilai, manfaat, serta kinerja dari lembaga pendidikan atau unit kerja yang dievaluasi, kemudian menggunakan hasil evaluasi tersebut dalam proses pengambilan keputusan dan perencanaan. Evaluasi bisa dilakukan secara internal atau eksternal.

Dari keempat pilar tersebut, diharapkan nantinya mampu menghasilkan pendidikan yang bermutu. Mutu dalam pendidikan merupakan suatu keberhasilan proses belajar yang menyenangkan dan memberikan kenikmatan bagi pelanggannya. Pelanggan merupakan orang yang langsung menjadi penerima produk dan jasa atau orang yang nantinya akan merasakan manfaat produk dan jasa tersebut.

Dalam menghasilkan mutu, diperlukan adanya usaha atau upaya yang harus dilakukan oleh suatu lembaga pendidikan, seperti :

  1. Menciptakan  situasi win-win solution diantara stakeholder sekolah,
  2. Perlu adanya motivasi intrinsik pada stakeholder sekolah dalam proses meraih mutu,
  3. Pemimpin harus berorientasi pada proses dan hasil dalam jangka panjang yang konsisten dan terus menerus,
  4. Perlunya kerjasama antar stakeholder dalam proses mencapai hasil mutu pendidikan,
  5. Sekolah dapat menentukan sendiri kelebihan dan kekurangan yang dimiliki sekolah secara sungguh-sungguh sehingga dapat menentukan program pengembangan yang dapat meningkatkan mutu sekolahnya,
  6. Sekolah mengikuti acara seminar, workshop,diklat, pendampingan, maupun bimbingan teknis dalam membuat program peningkatan mutu sesuai dengan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki sekolah sehingga dapat meningkatkan reputasi sekolah dan mutu sekolah.