Manajemen Mutu Sekolah Lampung Zaman ‘Doeloe’!

3 Jun

Manajemen Mutu Sekolah Lampung Zaman ‘Doeloe’!

Menurut H. Bambang Eka Wijaya, di Provinsi Lampung sebelum zaman merdeka ada sekolah dengan manajemen mutu yang baik. Lulusan SMP yang akan meneruskan ke sekolah jenjang setara SMA di Jawa harus selalu mengikuti tes untuk bisa langsung duduk di kelas 2. Sekolah madrasah Muhammadiyah di Talangparis, dekat Bukitkemuning yang didirikan oleh Dr. Rais Latief, alumnus Kairo (7 tahun) dan Mekkah (4 tahun), dengan didukung guru-guru lulusan dari Kairo, Mekkah, dan Perguruan Thawalib Padang Panjang.

Pada tahun 1920-1930an, Perguruan Muhammadiyah Talangparis merupakan satu-satunya sekolah tingkat SMP yang ada di Lampung, selebihnya semua adalah tingkat sekolah rakyat. Tanpa kecuali di daerah tempat kantor pemerintah kolonial di Telukbetung dan Menggala, yang ada hanya sekolah setingkat SD yang berorientasi Belanda khusus bagi anak-anak ambtenar dan keluarga bangsawan.

Dari keadaan tersebut kita dapat menarik hasil dari manajemen mutu pendidikan pada zaman duue, sebagai perbandingannya ketika kelulusan Ujian Nasional SMA sederajat di Provinsi Lampung sekarang ini adalah 96% dengan passing grade di bawah 6, artinya mutu sekarang belum sebaik mutu pada zaman dulu yang matrikulasinya melocat, lebih tinggi satu kelas.

Membedakan mutu zaman dulu dengan sekarang tidak beda jauh, ketulusan guru dalam mengapdi dirasa kurang. Standar kualitas guru dan kepala sekolah memiliki peran penting, sehinggga diharapkan guru serius meningkatkan mutu dan kemampuannya bukan sekedar memenuhi kredit sertifikasi yang dapat meningkatkan tunjangan guru bersertifikat.

Selain guru, kepala sekolah diharapkan juga dapat berorientasi dan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan. Dunia pendidikan saat ini tidak dapat disamakan dengan zaman dulu, sehingga output yang dihasilkanpun juga berbeda.

Dunia pendidikan yang dijalankan saat ini adalah  pendidikan yang sering dijadikan lahan bisnis yang berpengaruh pada konsentrasi belajar siswa yang menjadi tidak maksimal dan berpengaruh pada kualitas hasil pendidikannya. Ini yang menyebabkan mutu tidak dapat meningkat karena sering dikaitkan dengan uang dan kekayaan.

Leave a comment